Harga Sewa Los Pasar Jeketro Naik Selangit, Para Pedagang Pasar Menjerit
GROBOGAN- Harga Sewa Los Pasar Jeketro Naik Selangit, Para Pedagang Pasar Menjerit, Para Pedagang Pasar yang masuk wilayah kecamatan Gubug kabupaten Grobogan itu pada mengeluhkan kenaikan harga sewa loss yang mencapai 500 persen. Harga los pasar bagian depan yang sebelumnya hanya satu juta per tahun kini naik menjadi Rp 5.400.000/tahun. Sedangkan Los bagian belakang yang dulunya Rp 350.000 per tahun kini menjadi satu juta lima ratus per tahun.
Menurut para pedagang ini, kenaikan 500% dinilai tidak wajar dan tidak memperhitungkan kemampuan para pedagang pasar desa Jeketro ini. Pasalnya untuk daya beli masyarakat saat ini grafiknya mengalami penurunan sangat tajam. Pasar tradisional saat ini sudah sepi pengunjung disebabkan adanya pasar-pasar modern, seperti Alfamart dan Indomaret, yang menjamur di tiap sudut Kota Kecamatan sampai dengan pedesaan, ditambah lagi adanya pasar online.
Selain itu ditambah lagi dengan tingkat daya beli masyarakat yang semakin menurun disebabkan perekonomian yang tidak stabil, tingginya angka pengangguran dan sulitnya mencari pekerjaan.
Menurut para pedagang, misalnya daya beli masyarakat masih stabil sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, mereka tidak keberatan apabila harga sewa loss dinaikkan sampai dengan 500%, tetapi dikarenakan daya beli masyarakat yang begitu signifikan mengalami penurunan, maka perekonomian di Pasar tersebut semakin lesu dan tidak mampu bergeliat.
Para pedagang ini meminta kepada Kepala Desa untuk mengkaji dan meninjau ulang kenaikan harga sewa Los tersebut, dan agar bisa rasionalisasi, disesuaikan dengan kondisi pasar. Mereka pun menyampaikan bahwa misalkan kenaikan harga sewa Los itu dinaikkan 100%, itu mereka cukup memahami dan bisa menerima.
"Ya kalau misalnya kenaikan itu sekarang menjadi dua kali lipat dari harga sewa sebelumnya, ya kami masih nggak keberatan Mas, tapi kalau sudah 5 kali lipat dari harga sewa kemarin, ya jelas berat rasanya Mas, kami di sini hanya sambatan, dapatnya capek, nggak dapat apa-apa Mas", kata FZ salah seorang pedagang di Pasar Jeketro tersebut.
Awak media pun mencoba konfirmasi kepada Kepala Desa tentang apa pertimbangan kepala desa beserta BPD untuk menaikkan harga sewa los pasar Jeketro yang mencapai 500% tersebut. Namun kedatangan awak media yang terdiri dari 5 anggota tersebut, sesampainya di Balai Desa Jeketro pukul 12.15 WIB, Kepala Desa sedang berada di kantor kecamatan untuk koordinasi dengan Camat Gubug, sehingga para Awak Media ini tidak bertemu dengan kepala desa. Mereka ditemui oleh Babinsa Zainuri berpangkat Kopral Kepala dan seorang PPIP.
Namun ketika berpamitan dan hendak pulang di Gapura depan Balai Desa, Kepala Desa sudah pulang dari Kecamatan dengan mengendarai mobil jenis Jeep, dan akhirnya para awak media ini kembali masuk ke Balai Desa untuk berkoordinasi dengan kepala desa Ali Musta'in. Maka pada pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat awak media menyampaikan keluhan para pedagang pasar Jeketro yang merasa keberatan terhadap harga sewa yang naik sampai dengan 500% tersebut.
Dalam wawancara dengan kepala desa, Kepala Desa Ali Musta'in ini menjawab, bahwasanya uang hasil menyewakan los pasar akan dipergunakan untuk membangun pendopo desa.
"Uang yang didapat dari hasil menyewakan los Pasar tersebut, akan dipergunakan untuk membangun Pendopo di Balai Desa yang sekarang sudah berdiri itu mas, itu nilainya Rp 600 juta, dan 70 juta dipergunakan untuk membangun jalan dan selokan di Pasar tersebut", beber Ali Musta'in.
"Biar ada kenang-kenangan selepas saya menjabat nanti", imbuh Ali Musta'in.
Awak media pun terperangah. Kok bisa!? Dari uang Rp 600 juta yang didapat dari hasil menyewakan los pasar, cuma Rp 70 juta untuk pembangunan pasar!?
(Sumadi/tim)




0 Komentar