Ribuan Penonton Kethoprak Lakon "Purbokusumo Ngeratu" Dalam Sedekah Bumi Desa Garung Kidul
KUDUS - Ribuan warga Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, tonton pagelaran Kethoprak Margo Budoyo asal Pati Jawa Tengah. Gelaran tersebut dalam rangka sedekah bumi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Garung Kidul.
Aan Setyawan Kepala Desa (Kades) Garung Kidul mengucapkan, terima kasih kepada segenap panitia, dan semuanya yang terlibat dalam acara ini yang telah membatu demi sukses dan lancarnya kegiatan berlangsung.
"Kami ucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara dan semua yang terlibat dalam kegiatan, sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar, aman, dan sukses," kata Aan Setyawan pada Sabtu malam, 24 Mei 2025.
Kegiatan pada malam hari ini merupakan puncak acara sedekah bumi atau apitan, dimana kegiatan sedekah bumi ini sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi.
"Bumi tempat kita berpijak, tempat kita beraktivitas, bumi tempat kita hidup dan mati, oleh karenanya perlu kita bersedekah, mensyukuri atas nikmat yang diberikan berupa rezeki hasil bumi kepada kita semua," ujarnya.
Lebih lanjut Aan menambahkan, bahwa kegiatan sedekah bumi merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemdes Garung Kidul setiap bulan Dzul Qo'dah atau bulan apit dalam penanggalan Jawa.
Perlu diketahui bahwa, gelaran sedekah bumi Desa Garung Kidul sudah kami mulai pada hari Jum'at (23/5), kita adakan Khotmil Qur'an dan Do'a bersama di Aula Balai Desa.
Untuk tahun ini, kami tidak menyelenggarakan kirab budaya, pasalnya pada bulan kemarin pada malam Takbir Hari Raya Idul Fitri 1446 H, warga sudah menyelenggarakan takbir keliling dan membuat berbagai macam pernak pernik takbiran.
"Tahun 2025 ini, Pemdes tidak menyelenggarakan kirab budaya, pasalnya warga beralasan baru satu bulan hampir setiap RT sudah mengadakan takbir keliling, kemudian pada bulan Muharram juga terkadang ada kirab punden. Perlu saya sampaikan bahwa, punden di Desa Garung Kidul itu ada dua yakni; Punden Mbah Tughno di RW 01 dan Mbah Kitoboyo di RW 02," terangnya.
Aan juga menjelaskan, bahwa gelaran kethoprak ataupun wayang Desa Garung Kidul tidak ada kekhususan hari tertentu, namun dari usulan warga untuk puncak acara sedekah bumi lebih memilih kegiatan apa? Kalau warga ingin pagelaran Kethoprak ya kami tinggal mengikutinya.
"Gelaran kethoprak pada malam hari adalah Margo Budoyo dari Pati dengan Lakon Purbokusumo Ngratu," ujarnya.
Saya mengapresiasi atas dukungan penuh semua elemen dan masyarakat Desa Garung Kidul atas partisipasi dan seluruh warga guyup rukun, tentrem, saling menjaga dan melestarikan budaya dalam bingkai sedekah bumi.
"Ini bukan hanya soal budaya, namun lebih dari itu, ini merupakan kebersamaan rasa syukur kita, penuh dengan harapan keberkahan dari Allah SWT, atas nikmat, kesehatan, keselamatan, limpahan rezeki dan kemakmuran, serta kesejahteraan warga Desa Garung Kidul," pungkasnya.
Salah satu ribuan penonton kethoprak Ngadimin (56) Warga Peganjaran RT 01 RW 01 Kecamatan Bae, mengatakan, hobi nonton Kethoprak dimanapun akan saya tonton. Kemarin habis nonton di Margorejo Kecamatan Dawe, kemudian di Kedungsari Kecamatan Gebog, dan malam ini di Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu.
Sementara itu, Mbah Maskat (82) warga Desa Blimbing Kidul RT 05 RW 03 Kecamatan Kaliwungu juga suka pagelaran Kethoprak dimanapun jika saya tahu, maka saya akan menonton pagelaran tersebut.
"Saya suka Kethoprak bahkan sering nonon tidak hanya nonton di Kudus, bahkan saya juga terkadang nonton di Kabupaten Jepara, Demak, kalau dulu waktu kerja di Semarang juga sering nonton Kethoprak jika ada gelaran kethoprak di Semarang," terangnya.
Sementara itu Dewi warga Garung Kidul RT 04 RW 01 yang merupakan salah satu ribuan penonton pagelaran Kethoprak mengatakan, senang melihat tontonan Kethoprak, saya berharap kegiatan seperti ini tetep dilestarikan.
Saya juga berharap kepada Pemdes Garung Kidul selalu melestarikan budaya Jawa seperti Kethoprak, wayang dan lain sebagainya, karena itu warisan budaya asli wong jowo.
"Semoga tahun depan acara sedekah bumi Desa Garung Kidul diakan yang lebih meriah lagi," harapnya.
(Luq)
0 Komentar