Oh Pendidikan IndonesiaKu! Pendidikan Indonesia Tanggung Jawab Siapa?

Pendidikan anak adalah suatu proses yang penting dalam membentuk masa depan mereka. Pertanyaan yang sering muncul adalah, siapakah yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak? Apakah hanya Ayah saja, Bunda Saja, sekolah atau bahkan masyarakat yang juga terlibat atau negara yang paling bertanggungjawab, eksekutif (presiden, gubernur, bupati/walikota, camat, kepala kelurahan/desa)? Perlu kita kaji peran masing-masing, termasuk yudikatif dan legislatif. Biasanya kalau sudah terjadi masalah, mereka saling menunjuk dan bermain peran, masing-masing berperan sebagai pahlawan dan juga ada yang dijadikan tumbal pendidikan.


Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pemerintah memiliki tanggung jawab utama dalam menyediakan sistem pendidikan yang berkualitas dan mudah diakses oleh semua warga negara, sementara keluarga dan masyarakat berperan dalam mendukung dan memperkuat proses pendidikan. Tapi perlu dikaji filosofi Pendidikan tanggung jawab siapa, pendidikan yang berkualitas tidak hanya terjadi di dalam kelas atau di rumah, tetapi juga di lingkungan masyarakat. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak, dan yang punya kewajiban tersebut adalah Orang Tua

Dedi Mulyadi mengirim anak bermasalah ke barak militer. Tak semua problem anak harus diselesaikan oleh didikan militer. Kata dedi; saya mau buat program, anak-anak yang nakal di rumahnya enggak mau sekolah, pengin jajan terus, balapan motor terus, sama orang tuanya melawan diserahin ke pemerintah Kota Depok untuk dibina di kompleks militer dan kompleks polisi. gagasan Dedi untuk mengubah paradigma anak-anak sekarang yang tidak kompetitif katanya. Menurut dia, banyak orang tua dan guru tidak lagi sanggup menghadapi murid nakal. Ah apa benar sudah separah itu, dia juga menyampaikan ada tren mengkriminalisasi guru yang bersikap tegas, nampaknya statement Dedi ini perlu dikaji lebih mendalam dari beberapa pakar pendidikan, pakar psikologi anak/remaja/dewasa, pakar sosial, dan pemerintah, bukan analisa seseorang yang sekarang menjadi pusat perhatian masyarakat. 

Penanganan siswa bermasalah harus dipahami secara holistik dengan menelaah keluarga, lingkungan pergaulan, dan aktivitas di sekolah termasuk pemerintah (kondisi sosial, politik dan ekonomi) 

Bagaimana peran Pemerintah

Mengatur dan mengelola sistem pendidikan nasional (apakah pemerintah sudah menangani sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan anak) pemerintah menentukan kebijakan dan standar pendidikan untuk menjamin mutu. Menyediakan layanan pendidikan yang bermutu dan mudah diakses bagi semua warga negara. Apakah pemerintah sudah clear memenuhi sesuai dengan undang-undang Pendidikan yang berlaku sekarang. Nampaknya masih jauh dari harapan dari undang-undang pendidikan nasional kalau dibandingkan dengan negara tetangga kita. 

Keluarga:

Merupakan pihak inti dalam mendidik dan mengembangkan karakter anak. Memegang peran penting dalam membentuk perkembangan dan pendidikan anak-anak mereka. Mendukung proses belajar di sekolah dan di rumah. Orang tua memiliki peran utama dalam mendidik anak-anak mereka. Ayah Bunda adalah sosok pertama yang berinteraksi langsung dengan anak sejak lahir. Orang tua bertanggung jawab untuk memberikan perhatian, kasih sayang, dan nilai-nilai moral yang mendasar kepada anak-anak mereka. Memberikan dorongan yang kuat dan mendukung minat serta bakat anak dalam belajar. Orang tua juga harus menjaga komunikasi yang baik dengan sekolah dan guru agar dapat menyelaraskan perkembangan pendidikan anak-anak mereka. Ingat orang tua adalah guru yang pertama dan utama. Bisa d pastikan kalau Anak bermasalah maka hulu nya dipastikan bermasalah yaitu keluarga dan lingkungan anak yang terdekat yang bermasalah. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya yang menjadikan dia baik (suci) (HR. Bukhari) menunjukkan bahwa setiap anak lahir dengan potensi kebaikan, dan lingkunganlah yang dapat membentuknya menjadi sesuatu yang berbeda, lingkungan yang paling dekat dengan anak adalah keluarga (ayah, ibu dan saudaranya). Menurut konselor anak itu KTPS (Konseli/anak, Tidak Pernah Salah) 

Masyarakat:

Selain orang tua dan sekolah, masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam pendidikan anak. Masyarakat yang terdiri dari tetangga, komunitas, dan lembaga masyarakat harus menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Masyarakat dapat memberikan dukungan moral dan sosial kepada anak-anak dengan cara memberikan contoh yang baik dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan positif. Dengan mengedepankan nilai-nilai pendidikan yang tinggi dan mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan. Mendukung dan memperkuat proses pendidikan di sekolah dan di luar sekolah. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan anak. 

Pendidikan yang efektif membutuhkan sinergi dan kolaborasi antara ketiga pihak ini. Pemerintah harus memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai, keluarga harus aktif dalam mendukung proses pendidikan anak, dan masyarakat harus menciptakan lingkungan yang mendukung belajar. Apa yang dilakukan kang Dedi hanya memutus permasalahan sementara (instan), karena penyelesaiannya tidak semacam itu, perlu identifikasi, analisa, evaluasi dan follow up bersama... Trilogi Pendidikan tentunya solusinya, Pendidikan harus memandirikan dan membahagiakan anak anak kita.. 

Melayani dengan hati, berbuat sepenuh hati dan bertindak hati_hati.

  • #Selamatharipendidikannasional#
  • #pendidikanindonesiaberadabdanbermartabat#
  • #pendidikanmemandirikandanmembahagiakan#
  • #pendidikanmenujuindonesiaemas#

Dr. Drs H Tri Leksono Ph,. S. Kom,. M. Pd,. Kons

Akademisi, praktisi, organisatoris, profesional pendidikan

(Sukindar)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html