Nguri-uri Budaya Tradisi Sedekah Bumi Desa Sidorekso, Ratusan Warga Berebut Keberkahan

KUDUS - Sedekah bumi yang sering disebut apitan merupakan kegiatan yang setiap tahunnya dilaksanakan dibeberapa desa tak terkecuali Desa Sidorekso, Kecamtan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada Sabtu, 10 Mei 2025.

Kegiatan sedekah bumi dilaksanakan sebagai rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi.



Ratusan warga tampak mengelilingi beberapa gunungan hasil bumi yang sebelumnya dikirab mengelilingi Desa Sidorekso. Setelah selesai dibacakan do'a, oleh tokoh agama, dan Mbah Modin, warga pun langsung berebut mengambil isi gunungan tersebut.


Tak berselang lama, gunungan yang berisi sayuran dan jajanan yang berada dilapangan di SDN 1 Sidorekso itu ludes diambil warga. 


Nor Fadilah Salah satu warga RT 02 RW 03 yang ikut berebut dirinya mengaku sejak ada kirab gunungan sering ikut berebut gunungan untuk menacrai keberkahan. Saya sudah menunggu satu jam lebih untuk bisa mendapatkan isi gunungan yang dikirab tersebut.


“Senang bisa ngalap berkah, meski tadi menunggu hampir dua jam. Soalnya sebelum diperebutkan semua warga, ada do'a bersama,” kata Nor Fadilah.


Dirinya percaya kalau gunungan yang habis dikirab mengemibgi Desa Sidorekso ini ada keberkahan.


“Ini dapat kacang panjang, wortel, terong, pisang, dan jagung. Rencananya nanti untuk dimasak dan berharap mendapat keberkahan,” terangnya.


Kepala Desa Sidorekso, Mochamad Arifin, SE mengatakan, ucapakan terima kasih kepada segenap panitia, Perangkat Desa, BPD, semua organisasi kemasyarakatan Desa Sidorekso, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan semuanya yang terlibat dalam kegiatan ini.


"Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua Panitia, Perangkat Desa, BPD, Karangtaruna, PKK, PR NU se-Banom Sidorekso, dan segenap tokoh masyarakat dan warga Desa Sidorekso serta Semua Stakeholder para dewan guru beserta Muridnya yang mengikuti kegiatan kirab gunungan," katanya.


Sedekah bumi merupakan tradisi tahunan Desa Sidorekso. Menurutnya, tradisi tahun ini dilakukan lebih meriah dari tahun kemarin yaitu dengan kirab sedekah bumi (Apitan) mengelilingi desa.


“Tahun ini kita membuat tradisi tahunan ini lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun 2025 ini kami ambil tema "Desa Sidorekso Mantu", terangnya.


Dalam acara kirab yang dimulai sejak pukul 8.00 WIB hingga 10.00 WIB itu, ada enam gunungan yang dikirab yang diiring dan enam tumpeng.


Arifin juga menjelaskan, ada ratusan warga yang mengikuti kirab sedekah bumi. Acara ini untuk Nguri-uri budaya, rasa bersyukur kita atas rezeki yang telah diberikan Allah SWT kepada warga masyarakat Desa Sidorekso, setiap tahun selalu kita adakan, supaya budaya dan tradisi ini tidak punah.


Menurutnya, sedekah bumi bertujuan untuk memberitahu dan memperlihatkan kepada masyarakat bahwa yang dikirab adalah hasil bumi. 


Kemudian tadi sehabis kirab juga melepaskan beberapa burung merpati sebagai simbol terbang lebih tinggi, agar desa kami bisa punya cita-cita yang digapai lebih tinggi. Dalam hal pendidikan dan lebih tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan warga.


“Kirab itu ya bertujuan memperlihatkan kepada masyarakat, bahwa ini loh hasil buminya dengan diiringi mengelilingi desa, kemudian nanti gunungannya itu bisa diambil semua warga, pelepasan burung sebagai simbol cita-cita warga desa Sidirekso yang lebih tinggi dan lebih sejahtera,” jelasnya.


Kami juga berharap dengan adanya acara kirab sedekah bumi atau Apitan ini, semoga ke depan Desa Sidorekso semakin maju dan sejahtera diberikan keselamatan serta Kesehatan.


Perlu diketahui, bahwa kegiatan "Desa Sidorekso Mantu" selain kirab gunungan juga ada hiburan "Ketoprak Kancil Joyo" dari Kota Pati yang akan kami laksanakan pada siang hingga malam nanti. 


Sementara itu, kyai Musyafa' RT 2 RW 5 dukuh Derakah Desa Sidorekso mengatakan, kami sebagai warga Desa Sidorekso senang sekali kegiatan seperti ini dilaksanakan setiap tahun, karena termasuk Nguri-nguri budaya.


"Tradisi dari nenek moyang kami yang ada di Desa Sidorekso jangan sampai punah oleh zaman, kita sebagai generasi penerus harus menjaga dan melestarikan budaya tersebut," ucapnya.



(Luq)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html