Kades Jati Wetan Bersama Warga Atasi Banjir Dan Sampah di Area Kolam Retensi Kudus
Tampak dilokasi aparat desa bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta Ketua RT dan RW setempat bersinergi untuk membersihkan aliran air menuju kolam retensi Jati Wetan.
Kepala Desa (Kades) Jati Wetan, Agus Susanto mengatakan, keberadaan kolam retensi bisa mengurangi dampak banjir disekitar lokasi saat musim penghujan mengguyur dengan intensitas tinggi seperti saat ini di Kudus.
"Dengan adanya kolam retensi mampu memberikan manfaat bagi warga sekitar. Utamanya dalam mengurangi dampak banjir yang sering melanda wilayah Kecamatan Jati dan sekitarnya," kata Agus dilokasi kolam retensi pada Senin, 3 Februari 2025.
Meski demikian, banjir akibat tingginya curah hujan di Kudus masih merendam sebagian rumah warga dengan ketinggian air antara 10 hingga 30 cm.
"Alhamdulillah, dengan adanya kolam retensi ini, debit air bisa turun hingga lebih dari satu meter, kami berharap debit air terus menyusut agar banjir segera surut," terangnya.
Saat ini masih ada warga kami yang terdampak banjir, setidaknya ada ada 17 Rumah dari 50 jiwa dan 20 KK terdampak banjir, adapun warga yang masih terdampak banjir dari RT 4 dan 5 di RW 5 di dukuh Tanggulangin.
Namun, hingga kini belum ada bantuan yang diterima oleh warga. Agus Susanto menambahkan bahwa faktor utama penyebab banjir adalah curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Lebih lanjut Agus menambahkan, bahwa arus air menuju kolam retensi sempat tersumbat akibat sampah rumah tangga yang terbawa aliran air.
Hari ini, warga bersama aparat berhasil membersihkan sampah hingga dua truk penuh, yang kemudian dibuang ke tempat pembuangan sementara.
"Kami bersama warga desa dan berbagai pihak terus berusaha resik-resik (membersihkan) sampah yang menyumbat aliran kolam retensi secara rutin, kalau tidak ada hujan lagi, insyaallah debit air akan berkurang," imbuhnya.
Dirinya berharap dan menghimbau seluruh warga agar tidak membuang sampah ke sungai, karena dapat menghambat aliran air dan memperparah banjir.
"Sampah yang masuk ke kolam retensi ini bukan hanya dari desa kami, tetapi juga dari kecamatan lain. Kami berharap kesadaran masyarakat meningkat agar banjir bisa dicegah," harapnya.
Dengan adanya kolam retensi, banjir di wilayah ini bisa lebih terkendali. Namun, sinergi dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai tetap menjadi ujung tombak dalam mengatasi bencana banjir.
"Kami berharap warga sadar bahwa sampah yang dibuang ke sungai bisa menyumbat aliran air dan dapat menyebabkan banjir," pungkasnya.
(Luq)
0 Komentar