Gelar Pameran Keris Disbudpar Kudus; Bukti Nyata Pemda Kudus Dalam Melestarikan Budaya
K U D U S - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus menggelar pameran keris perdananya di PDKT Resto & Café, pada 6-8 Desember 2024.
Mutrikah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, mengatakan pameran ini merupakan Langkah awal untuk mempromosikan keris sebagai warisan budaya tak benda yang sudah diakui oleh UNESCO pada tanggal 25 November 2005.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar memamerkan keris, tetapi bagi yang berniat untuk membeli, juga ada stand yang menyediakan. Selain itu Juga ada stand ekonomi kreatif yang diikuti oleh para pelaku UMKM yang turut memeriahkan acara ini.
“Pameran ini kami gelar dalam rangka pelestarian budaya sekaligus memberikan edukasi kepada generasi muda," kata Mutrikah.
"Kami berharap mereka dapat memahami dan mendalami nilai sejarah serta filosofi yang terkandung dalam keris. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ruang pembelajaran untuk masyarakat", kata Mutrikah lebih lanjut.
Dalam kegiatan ini juga tampil anak-anak muda. Mereka melakukan pentas kesenian, kemudian dirangkai dengan acara wisata edukasi bagi generasi muda lewat talk show, sarasehan hingga work shop.
Lebih lanjut, Wanita yang akrab disapa Tika ini menambahkan, bahwa dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya menjaga dan mempromosikan warisan budaya bangsa.
“Kami ingin Kudus tidak hanya dikenal sebagai kota kretek, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan yang kaya tradisi,” imbuhnya.
Sedangkan Kepala Bidang Kebudayaan, Wahyudi mengatakan, bahwa pameran ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah Kabupaten Kudus dalam melestarikan budaya Indonesia.
“Keris bukan hanya sebatas benda pusaka, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan, kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, memahami makna tersebut dan merasa bangga akan warisan ini,” katanya.
Wahyudi menambahkan, bahwa dalam kegiatan pameran ini pada hari pertama pameran keris yang dibuka oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang memperagakan cara pembuatan keris, hari kedua sarasehan memperkenalkan keris asal Kudus dan hari ketiga Workshop, Talk Show, cara merawat dan menjamas atau mewarangi keris.
Pada intinya pameran keris ini untuk "Nguri-uri adat dan budaya" yang sudah diakui sebagai warisan tak benda oleh dunia (Unesco), bukan dari sisi klenik (mistis).
"Peran antar komunitas keris dan dan kolektor keris ini sangat penting sekali, karena mereka secara langsung maupun tidak merupakan orang yang menguri-uri budaya dan ikut mewariskan adat dan budaya bangsa Indonesia," terangnya.
Dengan pameran ini, pemerintah daerah berharap dapat memperkuat kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Nusantara. Generasi muda diharapkan tidak hanya mengenal, tetapi juga bangga dan aktif mempromosikan keris sebagai simbol kekayaan budaya Indonesia yang diakui dunia.
(Luq)
0 Komentar