Hartopo-Mawahib Dapat Dukungan Penuh Dari Asosiasi Pendeta Indonesia Kudus
Kegiatan Sosialisasi Visi-Misi dan progam unggulan Hartopo-Mawahib berempat di Cafe Moeria Kudus Jl. Pemuda no 64, Desa Panjunan, Kecamatan Kota Kudus. Selasa, 29 Oktober 2024.
Mawahib sebelum menyampaikan Visi-Misi dan Progam Unggulan Paslon nomor urut 02 Hartopo-Mawahib mengatakan, sejarah Kota Kudus (Al-Quds) semua mengakui bahwa Kudus adalah tempat yang suci. Kudus adalah tempat yang toleran dan saling menghargai antar pemeluk agama.
Kudus juga dapat julukan Kota Kretek, Kota Santri, Kudus Kota Empat Negri, karena berdasarkan sejarahnya masyarakat Kota Kudus terdiri dari masyarakat Jawa, China, Arab dan kolonial, karena sebelumnya pernah dijajah Bangsa Belanda, Prancis, dan Inggris.
Kudus juga menjadi kota toleran sekali, masyakarat saling menghargai dan menghormati sesama pemeluk agama. Hal itu, bisa dilihat dari bentuk bangunan Menara Kudus di kompleks Makam Sunan Kudus dari perpaduan bentuk bangunan Arab, China, dan Hindu.
Kemudian Paslon nomor urut 02 memaparkan Visi-Misi dan progam kerja unggulan Hartopo-Mawahib
Visi;
Kudus Berkeadaban, Berbudaya, Maju dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045.
Misi;
1. Tunjangan Kesejahteraan Gurus Swasta (TGKS) pada guru TPQ/Madin/PAUD/RA/TK/MI/SD/MTs) sebesar Rp. 1 juta setiap bulan.
2. Tunjangan kesehatan dan tunjangan kecelakaan kerja, jaminan hari tuan dan kematian.
3. Tunjangan kesejahteraan bagi BPD dan Perangkat Desa. Operasional dan Pemberdayaan RT/RW sebesar Rp. 16 juta/tahun.
4. BLT untuk buruh, bantuan UMKM, Pemberdayaan Petani dan Bantuan alat pertanian.
5. Seragam gratis untuk siswa baru SD/MI/SMP/MTs.
6. Bantuan mobil ambulans berbasis Masjid/Rumah ibadah/Pemerintah Desa.
7. Tunjangan Kesejahteraan Marbot, Imam dan Ta'mir Masjid.
8. Bantuan Fasilitas dan Pembinaan Pesantren, Majelis taklim, Lembaga Adat, Jamiyyah Tahlil, punden dan belik.
9. Santunan kematian yang semula Rp. 1 juta ditambah Rp. 500 rb jadi menjadi Rp. 1.500.000.
Kemudian acara dilanjut dengan diskusi untuk membangun Kudus Maju Berkah.
Sriyono Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kabupaten Kudus mengatakan, kami berkumpul disini untuk mendukung Hartopo-Mawahib. Oleh karena itu jika bapak menjadi Bupati Kudus permintaan kami mudah dan tidak susah.
"Kami berharap jika ada undangan dari kami bapak Bupati atau wakil Bupati Kudus bisa meluangkan waktu, guna untuk menghadiri undangan kami, semisal dalam Hari Natal, Jumat Suci, dan peringatan lain," katanya.
Sriyono yang juga sebagai pendeta GITJ Kopen menambahkan, bahwa Perintah Daerah (Pemda) memberi pelayanan yang mudah dalam perizinan rumah ibadah yang baru.
Sementara itu, Seno Mutiyus dari Gereja Isa Almasih (GIA) Kudus berharap, untuk bantuan para guru kami bisa diperbanyak jumlah yang menerima TKGS/HKGS.
Sedangkan, Yusuf Imam meminta jalinan, hubungan yang harmoni baik secara pribadi maupun atas nama pemerintah untuk membangun pembangunan Kudus yang lebih baik, Kudus Maju Berkah.
Pertanyaan yang kedua untuk pemberian Ambulance untuk rumah ibadah, dan pelayanan kesehatan bagi warga Kudus yang lebih baik.
Menjawab apa yang menjadi harapan dari API Kabupaten Kudus Hartopo mengatakan, seingat saya ketika saya menjadi Bupati Kudus selalu datang ketika diundang dari saudara kami dari gereja, apapun undangannya saya hadir, kecuali pas ada undangan yang sama tugas pemerintah.
Untuk Perizinan rumah ibadah yang baru selama perizinan lengkap maka izin akan bisa keluar, cuma yang agak sulit itu terkadang izin lingkungan dengan warga. Ketika kami jadi Bupati selalu kami fasilitasi untuk rembug warga sekitar.
Untuk bantuan santunan kematian kemarin sebesar Rp. 1 juta, namun untuk progam kami naikkan 1,5 Juta. Dalam pengurusannya juga mudah, tinggal minta surat kematian didesa, kemudian berkas surat dilegalisir desa, kecamatan, kemudian dibawa ke dinas sosial.
Kemudian Mawahib menambahkan apa yang disampaikan Hartopo, progam TKGS/HKGS kami melanjutkan, karena pasangan kami terdahulu yang membuat progam tersebut.
Perlu diketahui bapak dan ibu bahwa, Progam TKGS/HKGS merupakan progam prioritas yang kami berikan di KPU Kudus, dan nominalnya jelas Rp 1 juta.
Sementara untuk bantuan ambulance kita sesuaikan dengan anggaran Pemda. Tentunya hal ini kita realisasikan secara bertahap karena rumah ibadah di Kabupaten Kudus cukup banyak.
Kemudian untuk jalinan, hubungan yang harmoni baik secara pribadi maupun atas nama pemerintah untuk membangun pembangunan Kudus yang lebih baik, Kudus Maju Berkah dan berkelanjutan. Jadi pertemuan diantar kita tidak hanya sebatas kali ini saja, namun dikemudian hari ketika kami sudah menjadi Bupati dan wakil Bupati Kudus, jalinan kita tetep terjaga selalu.
Pertemuan dan diskusi seperti ini akan selalu kita usahakan demi untuk menjaga toleransi, keharmonisan, dalam bingkai Kudus yang toleran, Kudus Berbudaya.
(Luq)
0 Komentar