Yayasan Dharma Bakti Persada Nusantara Gelar Bincang Malam Bertema Menggali Potensi Jepara

JEPARA-  Tokoh masyarakat Jepara, gelar program talk show Bincang Malam, bertema 'Menggali Potensi Jepara' di cafe Kopi Andany Pengkol, Jepara, Minggu (23/06/2024).

Acara yang dimulai Jam 19.30 sampai 22.30.WIB tersebut dipandu oleh Winarto ketua yayasan sekaligus sebagai moderator. Acara ini terselenggara berkat kerjasama dengan Dinda Kirana dari kanal YouTube DK management.   

Ratib Zaini, asisten I Sekda Jepara yang mewakili Pj Bupati Jepara Edy Supriyatna dan para tokoh terkemuka di kabupaten Jepara, turut hadir.

“Jepara punya potensi alam yang lengkap, punya gunung, sungai, lautan dan pantai, serta punya pulau ada 29 pulau, dari bentangan serta kekayaan seperti itu apa yang bisa kita gali dan wujudkan agar PAD kita meningkat serta progres pembangunan yang berkelanjutan.” pintanya kepada nara sumber.

Selain itu, tiga narasumber dalam pokok bahasan yakni, KH Zaenuri Toha, KH Ahmad Mudhofar dan Hadi Priyanto sudah dipersiapkan, namun, dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan lagu mars Jepara.

Dalam pembahasan tentang menggali potensi Jepara yang dilontarkan oleh Winarto, sebagai narasumber KH Zaenuri Toha mengatakan, “Untuk menggali apa yang ada di Jepara, salah satunya soal pajak reklame itu potensial, ada juga pantai, ukiran, monel dan lainnya itu potensial sekali. Kemudian dimulai dari (Ma) apa saja? lalu yang kedua (Man) lalu siapa? orang yang pantas memegang Jepara akan datang, tangan dingin siapa itu, ” ujar Zaenuri Toha, Minggu, (23/6/2024) malam.


Kemudian beralih ke jawaban dari narasumber yang kedua, yaitu KH Ahmad Mudhofar, “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, berarti jiwanya harus diperbaiki dan raga di sini berarti memperkuat dan meningkatkan kesehatan baik dari segi jasmani maupun rohani untuk tidak korupsi dan juga meningkatkan pendidikan karakter serta potensi yang dimilikinya, kata Mudhofar.


Lalu, Hadi Priyanto, menanggapi soal pajak reklame dari jawaban pak Zaenuri Toha, “Tidak semua pajak daerah PAD itu masuk ke pemerintah Jepara, meski total pajak tahunan mencapai ratusan miliar, namun semua itu bagikan kembali ke masyarakat, 


Menurutnya Hadi, “Seorang pemimpin apapun tingkatannya baik jika mampu untuk menjadikan ajaran Sosro Kartono ngawulo marang kawulaning diri. Ya artinya, seorang pemimpin harus menempatkan diri mengabdi pada rakyat bukan menguasai rakyat. Caranya bekerja dan berfikir dengan temen, temen dan temenanan. ” Sungguh, sungguh-sungguh dan sungguh sungguh benar. Bukan berfikir untuk kepentingan Pribadi dan kelompoknya, ” jelasnya sang budayawan terkenal di Jepara dan sekitarnya.


Kemudian, Winarto memberikan kesempatan audien untuk bertanya, dari mulai permasalahan mebel furniture untuk perkembangannya karena semakin merosot, bagaimana cara untuk stop judi, stop lokalisasi, dan bagaimana cara untuk hak cipta seni ukir mebel Jepara.


Hadi Priyanto menjawab, “Kita tidak bisa menyalahkan siapapun baik ke kiri dan kanan, kita yakin dan optimis Jepara bakal maju kembali karena Jepara sudah makmur, ” tuturnya


Ditempat yang sama, KH Ahmad Mudhofar menanggapi pertanyaan audiensi, “Untuk menanggapi hal dari pertanyaan itu, saya berharap pemimpin Jepara harus cerdas, cerdas melayani, cerdas dalam mengerjakan apa keinginan masyarakat, ” kata Ahmad Mudhofar.


Ia menambahkan, “Promosi untuk kabupaten Jepara dari ukiran, pantai, tenun Troso, Monel harus promosikan yang luar biasa dan tidak pernah ada habisnya untuk selalu promosi, ” imbuh Mudhofar.

Kemudian, KH Zaenuri Toha, menanggapi pertanyaan perihal stop judi dan stop lokalisasi, “Jadi, yang ada pada diri kita, nafsu, hati, akal. Dalam hal ini, itu tugas pemimpin kita mendatang yang bisa memiliki kecerdasan hati dalam kehidupan kita, bukan hanya otak kita yang harus cerdas, namun juga hati. Karena kecerdasan hati ini akan bisa menyelesaikan berbagai macam masalah, ”

Reporter .: Suprapto

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html