Pengajian akbar Gus Muwaffiq di Desa Sambiroto Berlangsung Meriah

BLORA- Pengajian Akbar dalam rangkaian acara tasyakuran sedekah bumi Ds. Sambiroto Kecamatan Kunduran berlangsung meriah. Gus Muwaffiq dari Jogjakarta yang dihadirkan dalam acara tersebut mampu memenuhi kerinduan para hadirin akan tausiyah dari Kyai muda berambut gondrong tersebut. Acara berlangsung pada hari Sabtu (15/6/2024) malam.


Walaupun sempat diguyur hujan dan lampu mati, tidak mengurangi niat jamaah untuk menghadiri pengajian akbar ini. Tepat pukul 20.10 Gus Muwaffiq yang sudah ditunggu-tunggu jamaah datang dan langsung naik ke panggung untuk memberikan tausiyah.

Kyai karismatik berambut gondrong dari Jogjakarta ini langsung memberikan ceramah dengan mengulas hakikat kemanusiaan tentang hidup dan mati. Dengan kepiawaiannya melakukan analisa budaya Jawa hubungannya dengan Islam. Seperti analisa mocopat, yang berasal dari moco papat. Kanan kiri ada dengan cara bagus atau jelek. Misalnya ingin kaya kalau cara kanan dengan sholat dhuha, membaca surat surat Al Waqi’ah, kalau jalan kiri dengan membawa sajen ke arah gunung kemukus.

Gus Muwaffiq kemudian menganalisis tembang-tembang Jawa dengan secara runtut. Mulai Maskukambang kumambange nyowo mudun ono alam dunyo. Kemudian Mijil merupakan perwujudan awal manusia di dunia.

Dilanjutkan Kinanti yang merupakan perumpamaan anak kecil yang harus serba diperintah dan instruksi. Kemudian Sinom, bakal dadi cah nom, serba kuat dan mampir melakukan apa saja dengan cekatan dan penuh tenaga.

Dilanjutkan Asmorodono, gambaran pemuda yang lagi jatuh cinta semua serba melankolis. Kemudian Gambuh jumbuh antara amal perbuatan dan hasil yang didapatkan.

Lalu Dandanggulo, dandang pahit gulo legi. Hidup itu kadang enak, kadang pahit. Manusia harus berusaha walaupun semua Allah yang menentukan. Dilanjutkan Durmo waktunya bekerja bhakti, berderma untuk memperbanyak amal ibadah.

Sampai kemudian Pangkur wis wayahe mungkur. Dilanjutkan Megatruh hilangnya nyawa manusia. Dan Pucung akhirnya dipocong bertemu malaikat Mungkar Nakir.

Pengajian sendiri merupakan suatu acara keagamaan untuk melakukan analisis diri agar mampu beribadah dengan baik. Sedangkan sedekah bumi sendiri merupakan acara sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan dan untuk memperkuat jalinan silaturahmi antar sesama umat Muslim.

Gus Muwaffiq, sebagai penceramah dalam acara tersebut, mampu memberikan tausiyah yang menginspirasi dan memotivasi kepada jamaah agar semakin mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas iman dan amal ibadah.

Acara tasyakuran sedekah bumi yang berlangsung seminggu yang lalu juga masih membekas pada masyarakat Sambiroto. Dengan mengarak 7 gunungan hasil bumi diiringi grup barongan menelusuri jalanan antara Balai Desa dan lokasi punden. Kemeriahan diwujudkan dengan saling melemparkan nasi berkat dan hasil bumi yang menjadi keunikan dan ciri khas Gas Deso Sambiroto.

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html