Sedekah Bumi Desa Sumur Cluwak Digelar Meriah

PATI- Desa Sumur Karangsondo kecamatan Cluwak adakan acara sedekah bumi. Acara dimulai dengan kirab keliling desa Sumur, yang diikuti ribuan warganya dengan berjalan kaki, mengarak Gunungan hasil bumi, dan menampilkan berbagai atraksi tari, budaya, pakaian tradisional, pakaian profesi dengan iringan dentuman musik sound system dengan iring-iringan mengular panjang. Suasana pun penuh kemeriahan di desa yang tersebut, Senin, 20/05/24.




Desa yang terletak di belahan utara Kabupaten Pati Bumi Mina Tani ini tergolong luas, secara administrasi mempunyai wilayah tiga RW dengan 23 RT yang menyebar di 8 dukuh, yakni dukuh Sarat, Dampit, Pubrukan, Kuripan, Belukan, Gebang, jetis, dan Krajan.

Sedekah bumi merupakan suatu upacara adat atau tradisi kebudayaan yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala macam hasil bumi. Upacara ini sangat populer di tanah Jawa, termasuk di kabupaten Pati.

Desa yang berjuluk Sumur Karangsondo ini secara rutin melaksanakan adat peninggalan leluhur dengan sedekah bumi setiap tahun di bulan Apit (bulan jawa). Kali ini seperti tahun sebelumnya acara diramaikan oleh kirab mengelilingi desa Sumur. Serentetan rombongan utusan dari berbagai dukuh menyemarakkan acara kirab. Dari jedag-jedug suara sound system ditampilkan sangat meriah. Berbagai macam atraksi juga disuguhkan guna menyemarakkan acara tahunan tersebut. 

Tradisi pencak dan jaran kepang berada di barisan paling belakang kirab atau arak-arakan. Tari Jaran Kepang dilanjutkan pencak dan Nyekel Jago dilakukan di halaman kediaman Kepala desa Mulyadi. Acara tersebutlah yang diutamakan dan guna mewarnai kemeriahan ditambah beberapa hiburan lain , termasuk pentas kesenian Kethoprak yang berlangsung di halaman kantor desa.

Terdapat perbedaan terhadap Sound system yang dipakai mengiringi arak-arakan dari tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya mendatangkan sound Horeg dari Jawa Timur, kali ini warga diharuskan memakai yang lokal saja. Hal ini dibenarkan Kades Mulyadi saat diwawancara awak media. 

"Sound system memang kami sarankan untuk lokal saja dan Alhamdulillah warga mau mengikuti, yang tadinya datangkan dari Surabaya kini semua dari sekitar lokalan saja, ini saja sudah menggetarkan desa," tutur Kades yang mendapat kepercayaan hingga tiga periode ini.

"Harapan kami, selain guna uri uri budaya jawa, acara ini juga bisa menambah kerukunan warga bersatu membangun desa, memupuk kesadaran segala bidang termasuk sadar hukum untuk masyarakat yang gemah ripah loh jinawi ," ungkap Mulyadi.

/Tim.

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html