Oknum Pegawai Nakal Diduga Jual Air Saluran Klambu Kanan Desa Bogotanjung, Petani Gagal Panen

PATI- Para petani desa Bogotanjung, Kecamatan Gabus yang memanfaatkan saluran irigasi klambu kanan, banyak yang mengeluhkan ulah nakal petugas pembagi air di aliran sungai Jratun Seluna Daerah Irigasi satu di bawah naungan BBWS Pemali Juwana.

Akibat pembagian air yang tidak merata dan diduga ada pembiaran dari pihak kantor terhadap pelaku penjualan air yang diambil dari saluran tersebut, banyak petani terancam gagal panen. Pasalnya, air dari saluran irigasi klambu kanan yang dialirkan dari Bendungan Klambu, debitnya menurun karena tersedot untuk diperjual belikan, akibatnya air tidak sampai ke lahan petani bagian bawah.

Oknum Pelaku Menjual Air Irigasi 

Dugaan jual beli air di saluran tersebut pun terjawab, pada siang itu tim media melihat langsung adanya mobil yang mengambil air dari aliran sungai tersebut dengan menggunakan water pump, Jumat, (31/05/2024)

Dugaan tersebut diperkuat dengan keterangan supir dum yang mengisi air. Dia menjelaskan bahwa air 1 tangki dijual ke petani rp.100.000 - 160.000,-,  dengan menyetor ke penjual air sebesar rp.10.000 - 25.000'-.  Mobil dum truck bisanya muat 6-10 muatan perhari. Bisa dihitung berapa keuntungan yang didapat oknum penjual air tersebut, tanpa mempedulikan nasib petani yang dikorbankan.

Kantor PSDA di Gendongan Kedumulyo, Sukolilo 
Edi, Kepala kantor UPT PSDA di Jl. Pati - Purwodadi, yang berlokasi di desa Gendongan, desa Kedumulyo kecamatan Sukolilo kabupaten Pati, saat dikonfirmasi oleh awak media, pihaknya mengaku bahwa tidak mengetahui adanya informasi penjualan air saluran irigasi tersebut. Padahal dari pihak BBWS ini ada orang lapangan yang setiap hari bertugas di lapangan untuk memantau pembagian air. Akhirnya muncul dugaan adanya aliran dana yang masuk ke kantong UPT untuk melancarkan trasaksi penyedotan air ke truck tersebut. 

Widi, seorang petani desa setempat menyangkal apabila pihak kantor PSDA tidak mengetahuinya.

"Kalau kantor nggak tahu, itu sangat tidak mungkin mas, lha wong setiap hari itu ada petugas yang memantau di DI 1 ini kok mas", ujar Widi menyangkal.

"Saya seperti ini, karena pada MT 2 tahun kemarin, kita sudah mengalami gagal panen akibat pembagian air yang tidak merata, akhirnya padi kita lebek dan kita ganti tanaman kacang ijo, kan kasihan kita petani mas, kalau seperti ini terus-terusan?", imbuh Widi.


Para Petani berharap agar ada tindakan tegas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) pusat terhadap oknum nakal penjual air, agar air terbagi secara merata dan dapat mengaliri sawah petani secara maksimal, sehingga mampu menekan kerugian petani.

(Pipit)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html