Banjir Rendam Mintobasuki, Tragedi Gagal Panen Kembali Terjadi
PATI- Hampir seminggu banjir melanda beberapa desa di kabupaten Pati, curah hujan yang tinggi menjadi faktor utama penyebabnya.
Desa Mintobasuki kecamatan Gabus tak luput dari sasaran bencana yang datang setiap tahun. Hamparan sawah puluhan hektar seperti lautan karena Silugonggo tak lagi mampu menampung air. Padi siap panen ludes seketika disapu banjir, benih padi yang baru ditanam juga harus membusuk karena rendaman air yang hampir seminggu.
Ketua BPD Desa Mintobasuki, Wiji Sugeng Purwanto mengungkapkan, Banjir terjadi sudah hampir 4 hari, dengan ketinggian air mencapai 30 - 60 cm masuk ke rumah warga.
Namun, masyarakat tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
“Mulai banjir itu hari Selasa (12/3) kemarin atau saat hari pertama puasa, dan sampai saat ini warga masih bertahan di rumahnya masing-masing,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (16/3/2024).
Menurut data yang dihimpun dari Pemerintah Desa Mintobasuki, banjir setidaknya sudah menggenangi sekitar 340 rumah.
Sedangkan tercatat jumlah 1.149 jiwa yang terdampak bencana banjir tahunan ini.
Selain itu, ada 35 hektare tanaman padi muda terendam, 25 hektare tanaman padi siap panen dan 15 hektare tanaman tebu terendam banjir.
“Kerugian tanaman padi itu sekitar Rp 895 juta. Sementara itu, kerugian untuk tanaman tebu capai Rp 270 juta,” ungkap Wiji Sugeng.
Meski bencana datang setiap tahun namun petani tidak bisa berbuat banyak untuk mengantisipasinya. Mereka hanya pasrah dan berharap banjir segera berakhir. Keinginan yang digantungkan dari panen padi, harus pupus dengan air mata kepasrahan.
/Mury.
0 Komentar