Warga Desak Atasi Asap Pembakaran Sampah Desa Pedawang Kudus, Diduga Mengandung B3

KUDUS - Aktivitas pembakaran sampah yang dilakukan oleh CV. Enggal Mukti yang berada di Desa Pedawang RT 04 RW 03, Kecamatan Bae Kudus sudah berlangsung puluhan tahun. Padahal asap dari pembakaran tersebut beraroma dan bau menyengat yang diduga dari hasil pembakaran sampah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Dari pantauan awak media di lapangan Memang ada proses pembakaran dilahan dari CV. proses Enggal Mukti yang asapnya berwarna hitam pekat.



Puji salah satu pekerja CV. Enggal Mukti mengatakan, bahwa CV Enggal Mukti sudah berdiri lebih dari 15 tahun. Pengelola perusahaan ini ada dua orang.

"Perusahaan ini ada kemitraan dengan Pura Group, yang memegang disini pak Aris dan Jayus, satu Minggu pak Aris dan satu Minggu pak Jayus", Kata Puji di lokasi. Senin pagi, 22/01/24..

Lebih lanjut Puji menambahkan bahwa, para pekerja disini memang warga Desa Pedawang. Perusahaan ini sudah lama sebelum ada 1.000 Merpati. Dulu pembakaran di selatan Ponpes Al-Achsaniyyah, sekarang pindah disini.

Ditanya tentang pembakaran yang berakibat pada pencemaran udara dan bau yang kurang sedap, yang diduga dari hasil pembakaran B3, Puji menjawab; Saya kurang tidak tahu mengenai hal tersebut. 

Kemudian ditanya tentang keinginan warga sekitar yang merasa terganggu atas asap hasil pembakaran, warga berharap asap tersebut dibuat cerobong agar dapat mengurangi dampak lingkungan sekitar. Dirinya menjawab; Nanti akan saya sampaikan kepada pak Aris mengenai hal tersebut.

Puji juga mengeluhkan juga dampak dari Ponpes Al-Achsaniyyah yang menutup saluran air, sehingga air masuk perusahaan dan cukup mengganggu aktivitas perusahaan ini.

"Kami berharap dari pihak Ponpes bisa membenahi saluran air agar tidak melebar kemana-mana dan masuk ke pintu masuk perusahaan ini", pungkasnya.

Sementara itu, Moh. Faiq Afthoni warga terdekat dari CV Enggal Mukti mengatakan, bahwa dirinya beserta 135 guru dan santri (Autis) Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Achsaniyyah merasa terganggu dari asap Pembakaran perusahaan tersebut. 

Kami berharap ada i'tikad baik dari pihak CV tersebut untuk membuat cerobong, agar asap tersebut bisa langsung ke atas dan tidak menggangu lingkungan sekitar.

Lebih lanjut Moh. Faiq Pimpinan Ponpes Al-Achsaniyyah ini menambahkan, dirinya menegaskan jika hal tersebut tidak dilakukan oleh pihak perusahaan, maka kami akan meneruskan proses yang lebih lanjut, karena proses pembakaran tersebut kami duga dari limbah B3, amat sangat berbahaya dan menggangu kami tetangga yang paling dekat CV tersebut.

"Kami tidak minta yang muluk-muluk hanya perusahaan tersebut buat Cerobong keatas minimal 10 meter agar asap tidak menggangu aktivitas warga sekitar", tegas Faiq.

Ditanya tentang saluran air dari Ponpes yang airnya menyebar ke lingkungan sekitar termasuk masuk ke CV Enggal Mukti, Faiq menyampaikan, dirinya siap untuk membuat saluran air, namun dari pihak CV tersebut juga harus segera membuat cerobong dalam waktu dekat, jika tidak memang kami akan mengambil langkah selanjutnya.

Ditempat Terpisah, Sofian Alfianto Kepala Desa (Kades) Pedawang, Kecamatan Bae Kudus mengatakan, bahwa persoalan tersebut akan segera kita komunikasikan dengan kedua belah pihak, disamping itu juga kami juga harus koordinasi dengan berbagai pihak termasuk Babinsa dan Babinkamtibmas, agar persoalan ini bisa segera selesai.

"Aris pemilik CV Enggal Mukti kebetulan Adik saya, ya nanti akan saya komunikasikan dengan Aris dan Moh. Faiq, disamping itu juga pak Faiq itu teman baik, saya sering ketemu dan ngobrol dengan beliau", katanya.

Ditanya tentang persoalan tersebut, Yanto panggilan akrab Sofian Alfianto menegaskan, dalam hal ini bersifat netral walaupun Aris itu adik saya, maka saya akan memposisikan sebagai Kades (harus bisa ngemong -red) sebagai orang yang di tua-kan. Dalam waktu dekat akan kita undang mencari jalan yang terbaik.

"Saya akan segera berkomunikasi dengan mereka agar segera terjalin kesepakatan bersama", tegasnya.

Sementara itu, Mahasiswa IAIN Kudus yang Magang di Ponpes Al-Achsaniyyah selama satu bulan (8 Januari hingga 3 Februari 2024) Dwi Afriliani Saputri asal Pati, Mutiara Latifa Mokoagow dari Kudus, Dara Rizqika asal Kudus, dan Risma Lailatin Nisa' dari Jepara mereka mengatakan, asap hitam hasil pembakaran dari sebelah yang kami rasakan memang cukup mengganggu dan baunya memang kurang sedap. Disamping bau juga ada semacam debu putih yang bertebaran.

(Luq)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html