Taslim Syahlan Ketua FKUB Jateng, Moderasi Beragama Perkuat Kerukunan Umat Di Jateng

SEMARANG -. Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jateng menggelar forum diskusi moderasi beragama bersama umat islam di Universitas Wahid Hasyim Semarang, Sabtu (24/6/2023).



Berlangsung di aula lantai 6 Gedung Dekanat Universitas Wahid Hasyim Semarang, FKUB menggelar diskusi berseries.

Sejumlah ormas islam dan mahasiswa turut berpartisipasi dalam diskusi tersebut.

Tali moderasi beragama terus dipererat oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah.

Usai sebelumnya menggandeng umat Konghucu, kini FKUB Jateng menggandeng umat islam dan kampus islam.

Ketua FKUB Jateng, Taslim Syahlan mengatakan forum diskusi digelar untuk menguatkan pondasi kerukunan umat beragama di Jateng.

Menurutnya, diperlukan adanya persamaan persepsi tentang konsep moderasi beragama agar tak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Kegiatan ini sebagai pondasi penguatan kerukunan umat beragama, kali ini kita bareng internal umat islam. Kemarin umat Konghucu, nanti bergantian terus sampai 6 kali," kata dia di sela acara, Sabtu (24/6/2023).

Melalui pemahaman yang sama tentang moderasi beragama, potensi pembangunan ukhuwah keagamaan di Jateng khususnya, menjadi semakin kuat.

Ia tak menampik jika masih terdapat beberapa persoalan terkait intoleransi.

Hal itu terjadi lantaran adanya perbedaan pandangan mengenai konsep moderasi beragama.

"Ini yang harus direkatkan kembali. Agar indeks toleransi di jateng semakin kuat," tegasnya.

Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tak mudah menghakimi pendapat yang berbeda.

Menurutnya, perbedaan pendapat harus dijadikan sebagai perekat bukan penyekat.

"Potensi bersama membangun ukhuwah islamiyah harus kita kemas dan kuatkan. Tidak boleh saling gesekan dan saling buli,"

"Indikator moderasi beragama harus semakin kuat, khususnya toleransi beragama." tandasnya.

Rektor Unwahas, Prof. Mudzakir Ali menyambut baik iktikad FKUB Jateng merangkul komunitas agama semakin rukun.

Menurutnya, penguatan moderasi beragama melalui forum diskusi menjadi tameng awal untuk mencegah perpecahan antar umat di Indonesia.

"Kami memandang sebagai sesuatu yang positif, terutama ketika bangsa dihadapkan tahun politik yang seringkali menjadi godaan,"

"Apalagi tokoh agama yang seringkali menjadikan agama jadi alat tujuan politik. Ini kurang pas," jelasnya.

Ia menjelaskan, kampus juga berperan menjaga marwah moderasi beragama sebagai pondasi menghadapi perbedaan.

Menurut dia, terdapat beberapa mahasiswa asing di kampusnya dengan perbedaan kultur hidup, termasuk dalam hal agama.

Meski begitu, pihaknya menekankan betul nilai-nilai toleransi kepada mahasiswa.

Ia menyebut, segala bidang keilmuan harus merujuk pada orientasi agama agar tercipta kehidupan yang humanis.

"Bagaimana ilmu itu berorientasi pada agama, teknologi tidak bebas. Moral juga tak sekedar moral kemanusiaan, tapi juga ilahiah.

 (Petrus)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html