Lestarikan Budaya Jawa Syawalan, Warga Desa Hadipolo Kudus Membawa 3 Gunungan Ke Pendopo Sumber Bulusan

KUDUS - Para pemuda dan pemudi warga dusun Sumber Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, lakukan tradisi Kirab tiga gunungan dari rumah Asri (Alm), RT 04 RW 05 menuju ke Pendopo Sumber Bulusan dengan jarak tempuh 700 meter.



Dalam arak-arakan gunungan tersebut juga menampilkan berbagai atraksi, kreativitas, inovasi, masing-masing RT dengan mengangkat tema "Nilai-nilai Luhur Tradisi Adat Budaya Kupatan Bulusan”. Sabtu 29 April 2023.


Festival kirab budaya bulusan diadakan setiap tahunnya di bulan Syawal 7 hari sesudah lebaran Idul Fitri 1444 H/2023 M.


Dalam acara kirab budaya bulusan juga diadakan lomba untuk memenangkan piala bergilir yang sudah diperebutkan selama 12 tahun ujar Aris kepada awak media.


Adapun pemenang lomba atraksi akan diberi uang pembinaan, untuk juara favorit 1 sebesar Rp. 1.500.000,- untuk juara favorit 2 Rp. 1000,000,- sedangkan juara juara favorit yang ke 3 Rp. 500.000,- 


"Untuk penilaian kategori nilai kreasi, inovasi disetiap RT ini akan dinilai team juri dari luar Desa atau luar Kabupaten Kudus", katanya.


Pimpin do'a oleh sesepuh Desa Sirojudin, yang di ikuti oleh warga masyarakat Desa Hadipolo dan sekitarnya untuk memohon sang pencipta semoga diberi kelancaran aman dan sukses.


Para pedagang, arena hiburan permainan, dan jasa lainya bisa laris manis mendapat berkah dan rizki yang melimpah", harapnya.


Aris mengungkapkan, bahwa inti rangkaian ritual bulusan dalam bahasa Jawa adalah "makani bulus" (memberi makan bulus dengan kupat lepet).


Aris sangat teringat sekali ketika masih kecil Mbah Domo Alm (95) juru kunci yg sangat tua sekali dengan celoteh bahasa Jawa "Tas Tas Do Mentas Mentas Do" artinya "memanggil bulus yang ada didalam sungai diberi makanan seperti; nasi, telur dan kupat lepet, dengan cara ditaburkan kebibir atau ketengah sungai, bulus itupun langsung datang dihadapan yg memberi makan sampai sampai ada beberapa ekor bulus ke daratan bibir sungai", tuturnya.


Hingga sampai saat ini jika warga masyarakat sekitar dusun Sumber Desa Hadipolo yg mempunyai hajatan apapun seperti membuat rumah, pernikahan, khitanan pasti ngalap berkah dipunden (Kyai Dudo) untuk kelancaran acara. 


Sugeng warga Desa Hadipolo RT 01 RW 05 mengatakan, senang sekaligus terharu dengan kegiatan tersebut, karena tradisi budaya Jawa Bulusan ini merupakan nguri-ngiri budaya di kota Kretek ini, dari tahun ke tahun tetap terjaga dengan apik. 


"Semoga kedepannya generasi muda bisa melestarikan kebudayaan seperti ini dan dapat mempertahankan dan diwariskan kelak keoada anak cucu kita", katanya.


Dalam kegiatan seperti ini kalau bisa pemerintah Desa dapat dijadikan momentum untuk menambah destinasi wisata Desa, bahkan Destinasi Wisata Kabupaten Kudus untuk.meningkatkan taraf hidup warga Desa Hadipolo dan sekitarnya.


"Dengan adanya kegiatan Syawalan Bulusan ini, diharapkan masyarakat Desa Hadipolo dapat manfaatkan dengan berjualan, membuat arena mainan, dan jasa yang lain guna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat", harap Sugeng.


Yang terpenting dalam acara Syawalan Bulusan adalah ngalab keberkahan dari segala aspek bisa menjadikan masyarakat sekitar lebih makmur dan dengan tujuan selalu ingat kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.

(Luq)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html