Kisah Sedih Siswa SDN Btr Yang Diduga Jadi Korban Pemukulan Dan Pemalakan Teman Sekelasnya, di Mana Gurunya?

SUKOLILO, PATI- Miris!! Kisah sedih dialami salah seorang siswa yang masih duduk di bangku kelas I SD Negeri Btr. Ironis memang!! Di negeri yang merdeka sejak 78 tahun silam, masih saja terjadi tindakan-tindakan pemukulan, penganiayaan dan pemalakan yang dialami oleh anak yang masih berusia 8 tahun itu. Di manakah Sv Guru Wali kelasnya?

Pertanyaan ini tak pernah hilang dari pemikiran sang ayah korban bocah bernasib malang tersebut. 

"Bagaimana mungkin kejadian mengenaskan itu terjadi di ruang kelas, tanpa diketahui dan didengar oleh gurunya? Apakah memang mereka tak mengerti, atau memang tak mau mengerti? Atau bahkan mereka tak peduli?", batin SM bapak bocah malang tersebut.

Adalah Surya 8 tahun, yang diketahui pulang menangis dengan kondisi punggung bekas ditendang kaki bersepatu teman sekelasnya. Surya berkisah sambil menangis dengan tutur kata terbata-bata, bahwa punggungnya ditendang, bajunya seragam warna putih bagian punggung ditunjukkan warna hitam gambar sepatu bekas tendangan free kick, Selasa, 11/04.

"Naaak!! Begitu berat upayamu mencari ilmu, perjuanganmu sarat dengan darah, di mana gurumu?", Sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab atas pendidikan dan keselamatan kamu, terkoyak oleh lemahnya pengawasan sekolah kau belajar", tangis SM.

Pada Sabtu 08/04/23, Surya mengaku dijewer oleh Khrl teman sekelas Surya. Surya kemudian berkata, "ojo nakal tah, ngko tak kandakno ibuku", kata Surya menasehati.

Khrl pun menimpali, "maksudmu piye?!", ujar Khrl sambil memukul kepala Surya.

Yang disayangkan, saat ibu Surya mengeluhkan hal tersebut kepada Ibu Khrl dengan maksud mau menasehati anaknya, agar anaknya punya rasa kemanusiaan, justru mengelak dan menjawab bahwa Khrl adalah anak baik dan pendiam.

"Nggak mungkin anak saya seperti itu, wong anak saya tu pendiam kok", tutur ibu Khrl.

Sementara anak yang yang lain dengan inisial Gbr berbeda dengan Khrl, Surya mengaku setiap hari dipalak oleh Gbr ini. Hal ini diketahui saat Surya hendak berangkat ke Sekolah.

"Nak!, Kamu nggak sangu?", tanya ibunya. 

"Tidak Bu, nanti diminta Gbr", jawab Surya lugas.

Sesampai di tempat dia belajar, Gbr langsung menodong Si Surya.

"Mana duit?", Bentak Gbr. 

"Saya gak punya duit", jawab Surya.

"Ayo cepat! Mana duit!?", Bentak Gbr ke dua kalinya.

"Sabar Tah sabar!, Nih sah nggak punya duit!", Jawab Surya sambil menunjukkan saku celananya yang kosong.

Pada lima bulan yang lalu pernah terjadi peristiwa tragis yang dialami Surya ini. Saat itu, Surya yang suka bercanda itu ndudul perut Si Edr, namun Surya justru mendapatkan pukulan telak di telinga bagian kirinya.

Asr Ibu Surya pun memberi tahu pada Ibu Edr, dengan maksud mau mengingatkan Edr.

Namun dengan enteng dia menjawab,

"Cah cilik ngono iku biasa, ngko bar dak apik meneh", timpal Ibu Edr seolah tanpa bersalah dan penyesalan. 

"Lha wong anakem tak takoni Yo hak-hok hak-hok kok, ora cetho kok Kowe ngandel", lanjut Ibu Edr yang kurang pikir. Bagaimana mungkin seorang anak usia delapan tahun mampu menjawab pertanyaan dengan jelas dan sempurna.

"Wahai Bapak Kepala Sekolah beserta guru pendidik SDN sebelah balai desa, tolong lindungi para siswa yang belajar di sekolah Mu, atau anak saya dipindahkan saja! Hatiku hancur pak anakku jadi korban persekusi di bawah naungan mu, ini anakku kutitipkan dan kepercayakan padamu, kuharap tanggung jawabmu!", tangis SM.

Saat ini si Surya tak seceria dulu, sebelum menerima perlakuan premanisme oleh Khrl, Gbr dan Edr. Anak ini trauma dan merasa ketakutan untuk berangkat ke sekolah. Padahal sebelum itu sangat rajin dan semangat. Kasihan!!

(Redaksi)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html