Kamis Putih dan Pekan Suci, Inilah Rangkaian Perayaan Paskah Umat Kristen dan Katolik

 JEPARA.- Sebentar lagi, umat Kristen dan Katolik akan merayakan perayaan Hari Raya Paskah. 


Seorang pastor atau romo, pemuka agama Katolik bernama Stefanus Ruswan Budi Sunaryo, MSF dari Biara MSF Sunter Jakarta yang saat ini sedang Asistensi selama pekan suci di Paroki Stella Maris Jepara menjelaskan apa saja rangkaian perayaan ini mulai dari Pra Paskah hingga Paskah.

"Persiapan Paskah atau Pra Paskah itu dibuka dengan hari Rabu Abu. Ini dimulai masa puasa atau pertobatan 40 hari," kata Romo Wawan saat dihubungi Kamis (6/4/2023).


Selama masa Pra Paskah ini, Romo Wawan menjelaskan umat Kristen atau Katolik akan menjalani puasa atau berpantang.



Usai berpuasa dan berpantang, pada Minggu kelima setelah Rabu Abu, umat Kristen Katolik akan memasuki masa sengsara.


Masa sengsara ini dalam ibadah atau misa diisi dengan bacaan yang merenungkan tentang kesengsaraan Yesus Kristus.



Lanjut romo Wawan, pada Minggu terakhir, umat Kristen akan memasuki Pekan Suci yang dimulai dengan hari Minggu Palma hingga Minggu Paskah.


"Pekan Suci ini merupakan satu minggu yang memang dikhususkan untuk merenungkan penebusan Yesus Kristus di kayu salib," jelasnya.


Pekan Suci sendiri terdiri dari lima hari yang dikhususkan untuk ibadah atau misa untuk umat Kristen dan Katolik.


Lima hari tersebut dimulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci atau Malam Paskah, dan Minggu Paskah.


Berikut rangkaian tradisi perayaan Pra Paskah hingga Paskah umat Kristen atau Katolik yang telah dirangkum sesuai penjelasan Romo Wawan:  



1. Rabu Abu 

Rabu Abu merupakan tanda dimulainya masa Pra Paskah bagi umat Kristen dan Katolik. Pada masa ini, umat akan masuk dalam masa pertobatan dengan cara berpantang hingga berpuasa. 


Pada hari Rabu Abu ini, umat akan datang ke Gereja dan diberikan tanda berupa abu di dahinya. 


Hal tersebut menandakan umat siap untuk menyambut masa Pra Paskah dengan berpantang maupun berpuasa.



Namun, ada peraturan tentang siapa yang boleh berpuasa dan berpantang. Aturannya umat yang sudah berusia di atas 14 tahun, boleh melakukan pantangan. 


Sementara bagi umat yang berusia 18 hingga 60 tahun boleh menjalani puasa. Adapun puasa ini dilakukan setiap hari Rabu Abu dan Jumat Agung. 


Namun, bagi umat yang ingin melakukan puasa selama 40 hari juga diperbolehkan dengan cara makan satu kali kenyang. 


2. Minggu Palma 

Hari Minggu Palma merupakan penanda dimulainya masa Pekan Suci umat Kristen



Pada masa ini, umat akan beribadah dan merayakan perayaan mengenang Yesus disambut atau diarak memasuki Kota Yerusalem. 


"Selain itu juga untuk merenungkan bahwa Yesus menebus kita dengan wafat dan bangkit," kata Romo Wawan.


Biasanya, umat akan membawa daun palma atau sudah tersedia di masing-masing gereja. 


Ketika ibadah atau misa dimulai, umat akan memegang daun palma dan menggerakkannya untuk merenungkan kedatangan Yesus di Yerusalem.



3. Kamis Putih Hari 

Kamis Putih ini merupakan tradisi merenungkan perjamuan Malam Terakhir Yesus Kristus. Perjamuan malam ini juga menjadi penanda pertama kalinya perayaan Ekaristi atau Misa


Namun selain itu juga, Kamis Putih sebagai penanda Yesus memberikan pesan cinta kasih kepada kita semua. Dia mewariskan pesan pelayanan dengan membasuh kaki para Rasulnya," ujar Wawan.



Biasanya, pada perayaan normal, romo, uskup atau paus akan melakukan ritual pembasuhan kaki para umatnya dalam perayaan misa.


Setelah perayaan misa Kamis Putih, biasanya umat juga akan melakukan Tuguran atau berjaga bersama Yesus dalam kegelapan malam.



Tradisi Tuguran ini, umat akan menyanyikan lagu-lagu Kristen yang mengenangkan sengsara Yesus. 


4. Jumat Agung.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Jumat Agung bukanlah perayaan Ekaristi atau Misa dalam umat Katolik.



"Sehingga suasananya adalah duka cita. Suasana yang berat, tragis, tetapi tidak melupakan rahmat dan karunia Allah," jelas Romo Wawan.


Jumat Agung adalah hari yang identik dengan perayaan ibadah untuk mengenang penderitaan Yesus wafat di kayu salib.


 "Sehingga suasananya adalah duka cita. Suasana yang berat, tragis, tetapi tidak melupakan rahmat dan karunia Allah," jelas Romo Wawan.



"Pada Jumat Agung, umat akan merenungkan bahwa wafat Yesus itu karena menebus dosa-dosa kita," lanjutnya.


Biasanya, ada momen tradisi umat Katolik mencium kaki Yesus di kayu salib saat Jumat Agung. 



5. Sabtu Suci atau Malam Paskah 

Hari Sabtu Suci atau Malam Paskah merupakan momen ketika Yesus bangkit dari wafat. Pada hari ini, rangkaian ibadah atau misa terasa lebih lama. 


"Itu karena Malam Paskah merupakan yang paling panjang waktunya dalam satu tahun kalender Liturgi. Jadi bacaannya lebih banyak, simbol meriah dan beberapa ritual khusus yang hanya ada dalam perayaan itu," kata Romo Wawan.



Biasanya, gereja telah menyediakan lilin yang akan digunakan umat selama mengikuti ibadah atau misa Malam Paskah. 


Lilin tersebut akan digunakan pada saat perarakan (awal ibadah). Ada juga momen gereja akan membunyikan lonceng pada saat Madah Kemuliaan, salah satu tahapan dalam Misa atau Ekaristi.



6. Minggu Paskah 

Minggu Paskah merupakan akhir dari rangkaian perayaan Paskah, mulai dari Pra Paskah Rabu Abu hingga Pekan Suci. 


Rm. Wawan mengatakan Minggu Paskah sama pentingnya seperti hari Minggu biasa ketika umat berdatangan ke gereja untuk beribadah



Minggu Paskah menjadi tanda untuk umat merenungkan kesengsaraan Tuhan sekaligus mengenangkan mengapa hari Minggu itu umat merayakan ibadah atau misa. Hal ini karena pada hari Minggu itulah, Yesus Kristus bangkit," jelasnya. 


Kendati ibadah atau misa tak sepanjang Malam Paskah, namun hari raya ini sama pentingnya untuk diikuti oleh umat. "Artinya umat harus mengikuti semua rangkaian Pekan Suci mulai dari Minggu Palma hingga Minggu Paskah," katanya.


Selain itu, Minggu Paskah juga menjadi momen anak-anak merasa senang karena dapat mengikuti lomba yang diadakan di gereja masing-masing.


Anak-anak akan mengikuti lomba seperti mencari telur paskah yang telah disebar di beberapa tempat sekitar gereja. Ada juga lomba menghias telur paskah.


(Petrus)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html