Dukung Program Ketahanan Pangan, Kades Temulus Lakukan Giat Gropyok Tikus Tinggalkan Jebakan Listrik
BLORA-, pertapakendeng.com – Demi membantu program ketahanan pangan, Kepala Desa (kades) Temulus Suhartono, mengadakan kegiatan gropyokan tikus dan ajak petani tak gunakan jebakan listrik, untuk membantu petani mengurangi hama tikus yang sedang merebak di Desanya.
Sebab, lanjut Kepala Desa Temulus, sebelumnya para petani banyak yang menggunakan jebakan tikus dengan memakai listrik, dan kerap menimbulkan korban jiwa.
“Alhamdulillah, kini kita dorong bersama melalui gropyokan tikus. Ke depan, kita juga ingin pengendalian populasi tikus ini bisa dilakukan dengan pemasangan rubuha atau rumah burung hantu, yang merupakan predator tikus alami,” ucap Kades Temulus
Disampaikan, mengingat Desa Temulus merupakan lumbung padi, upaya memerangi hama tikus akan terus dilakukan, agar potensi panen dapat maksimal.
“Saat ini, ketahanan pangan menjadi hal yang penting, yang sering ditekankan oleh Bapak Presiden. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama untuk dapat hadir memberikan pelayanan kepada petani,” pungkasnya.
Sementara Sujarto sekretaris Desa menjelaskan, bahwa kegiatan gropyokan tikus ini sudah di mulai sejak tanggal 25 Oktober dan akan selesai pada tanggal 10 November 2022 dan kegiatan ini di kordinir oleh pemilik sumor bor masing -masing, saat di konfirmasi oleh media pertapakendeng.com, sejak lomba dilaksanakan tanggal 25 sampai tanggal 30 ini,panitia saat ini kurang lebih sudah mendapatkan setoran sekitar 2000 ekor tikus, dan 1 ekor tikus di beli dengan harga 1000 per ekor.
"Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar sejak di mulai tanggal 25 Oktober sampai 30 Oktober ini panitia sudah mendapatkan setoran sekitar 2000 ekor,dan langsung di bayar secara cash 1000 per ekor.insyaallah kita akan tetep lanjutkan program ini sampai hama tikus benar benar hilang".jelasnya
Selanjutnya Sutikno Ketua panitia kegiatan gropyok tikus sekaligus ketua Gapoktan, mengaku senang desanya bisa mengadakan kegiatan gropyokan tikus. Menurutnya, gropyokan tikus dinilai efektif, daripada pakai jebakan listrik yang bisa membahayakan petani sendiri.
“Tidak hanya saat jadwal kegiatan saja, kegiatan ini terus akan kita laksanakan secara berkala, agar populasi tikus bisa terus ditekan. Desa kami Temulus merupakan salah satu lumbung padi di Kecamatan Randublatung,” ungkapnya.
Sebagai penutup Sujarto memberikan motivasi "kita sebagai petani harus optimis bahwa para petani mampu untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi negeri ini".
Generasi muda tentu memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan dengan berbagai gagasan dan ide kreatifnya untuk memberikan solusi. Telah banyak contoh para pemuda Indonesia yang berupaya untuk terus menjaga ketahanan pangan melalui inovasi dan kreativitasnya.
(LISWANTO)
0 Komentar