Diduga Ibu Mertua Imanes Mengurung Putra Semata Wayangnya Yang Masih Usia 5 Tahun.




PATI- PertapaKendeng.Com, Sabtu, 06/11/2021- Beragam cara dilakukan seorang ibu agar senantiasa bisa menjaga dan memberikan kasih sayang untuk buah hati. Karena, anak adalah anugerah sekaligus titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang diberikan kepada orang tua. Sehingga, apapun bisa dilakukan orang tua demi buah hatinya. Demikian pula bila seseorang ibu berpisah dari anak semata wayangnya, pasti sangat perihatin dan sedih.

Kesedihan ini dirasakan oleh seorang ibu rumah tangga asal desa Tegalombo rt 002/001 Dukuhseti, Kabupaten Pati. Adalah Imanes Farian (25), yang merasakan sedihnya berpisah dengan putri semata wayangnya, Queen Callysta Orlin (5 th).

Queen adalah putri satu-satunya hasil pernikahan Imanes dengan Rois Miftahul Abid bin Kusrin, sejak 6 tahun lalu. Rois adalah pemuda Tegalombo rt 002/001 Dukuhseti. Karena hubungan yang kurang harmonis dengan suami, sekitar 6 bulan yang lalu, Imanes pulang ke rumah orangtuanya di desa Margotuhu Kidul, Margoyoso, Pati, bersama si buah hati.

Pada hari Senin, tanggal 11/10/2021, datang ibu dan bapak mertuwa Imanes, yaitu Kusrin dan Jumilah, didampingi Kepala Desa Tegalombo (Sumijah). Kedatangan mereka ini untuk mengambil Queen Callysta Orlin di rumahnya (Imanes), dengan alasan kangen, besuk mau dikembalikan ke rumah ibunya lagi.

Satu bulan hampir berlalu, tepatnya sudah 28 hari, ternyata janji sang mertua yang mau mengembalikan si buah hati, belum juga dilakukan. Hal ini membuat cemas Imanes, mengingat si Queen masih berusia 5 tahun, yang masih membutuhkan hadirnya sang ibu dalam setiap waktu.

Imanes (sang ibu), sudah berupaya menjemput si kecil terhitung 3 kali. Namun sang Nenek (Jumilah), tidak mengizinkan Imanes untuk membawa si Queen. Menurut penuturan Imanes, setiap Ia dateng di rumah mertua, rumahnya ditutup semua.
"Setiap saya dateng di rumah mertua, rumahnya ditutup semua, malah anak saya dikurung dalam rumah dan tidak bisa saya ambil", tutur Imanes cemas.

Imanes hanya bisa menangis dan mencemaskan keadaan anaknya, "hampir 1 bulan saya nggak melihat anak saya, Naaak pulang ibu kangen, hanya engkaulah satu-sarunya milik ibu", ungkapnya sambil menangis.

Pertapakendeng bersama Imanes, coba menemui Kepala Desa, Sumijah, untuk minta bantuan penyelesaian masalah ini.
Dari Kepala Desa, Imanes  mendapat sambutan tak seperti yang diharapkan, yang seolah menuding bahwa Imanes berperilaku tidak benar, bahkan molontarkan kalimat dengan nada sinis. "Aku nggak seneng kowe nggowo polisi, media, opo tujuanmu?", ungkap Kades.

Hal ini disayangkan oleh Imanes, sebagai seorang kepala desa tidak seharusnya mengucapkan kata kata kasar seperti itu.

Pertapakendeng mencoba menghubungi lagi kepada Kepala Desa (Sumijah) melalui sambungan telepon WhatsApp, namun tidak diangkat.

Satu jam kemudian pertapakendeng menghubungi lagi, dan kali ini diangkat.

Dalam keterangannya, Kades Sumijah memaparkan, bahwa tidak benar kalau sang nenek (Jumilah) dibilang mengurung anak tersebut di dalam rumahnya. 

"Tidak benar kalau neneknya (Jumilah) dibilang mengurung anak tersebut di dalam rumahnya, sebab anak tersebut (Queen), tidak di rumah neneknya, tapi ikut bapaknya, Abid, lalu kenapa Queen tidak diantar ke rumah Anes (Imanes red), karena si Queen ini merasa lebih nyaman hidup bersama bapaknya", ungkap Kades.

"Anes kok bilang bahwa anaknya dikurung neneknya, lha wong Queen itu di rumah bapaknya (Abid) kok, kenapa kemarin Anes gak mau turun dari mobil untuk ambil anaknya?, neneknya itu sakit sakitan pak, ojo dielok elokno", pungkasnya.

(Ki Suro Manguntopo).

1 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html