Anang Sri Danaryanto, Sosok Pejabat Blora Yang Loyal dan Bersahaja.

 


Jumat, 12 November 2021

BLORA-pertapakendeng.com - Dua tahun tak terasa berlalu. Berpulangnya Anang Sri Danaryanto ke rahmatullah masih menorehkan banyak kenangan bagi keluarga, istri, anak serta rekannya.


Almarhum Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Blora itu meninggal dunia diduga mengalami kelelahan setelah mengikuti kirab pusaka jalan kaki sejauh dua kilometer bersama dengan jajaran ASN dan kepala OPD lainnya se-Kabupaten Blora, dalam rangka HUT ke-270 Kabupaten Blora, Senin (9/12/2019) malam.


Ia meninggal dunia pukul 09.48 WIB, di UGD RSUD dr Soetijono, Blora, Selasa (10/12/2019).


Sosok Anang, sapaannya, adalah pejabat Blora yang loyal dan memiliki semangat pengabdian yang patut diteladani.


Untuk mengenang dua tahun kepergian Anang, pihak keluarga dan tetangga serta sejumlah mantan pejabat Blora menggelar tahlilan dan mendoakan arwah almarhum, di rumahnya, Kelurahan Tempelan, Kecamatan Blora, Kamis (11/11/2021) malam. 


"Semalam saya bersilahturahmi ke rumah almarhum Anang Sri Danaryanto untuk mengenang dua tahun wafatnya. Ada hajatan tahlilan digelar untuk mendoakan arwahnya yang diikuti oleh  tetangga dan keluarga dekat almarhum Pak Anang  dan Bu Dewi Kismorini, istrinya," kata mantan Sekda Blora Bambang Sulistya.


Bambang Sulistya mengungkapkan, sangat mengenal dekat dengan almarhum Anang beserta keluarganya, bahkan seperti keluarga sendiri.


"Mulai dari mantri polisi sampai jabatan terakhir Kepala Badan Kepegawain Daerah (BKD)," ungkapnya.


Almarhum Anang Sri Danaryanto, lahir di Blora 5 April 1970. Mempunyai tiga anak dari pernikahannya dengan Dewi Kismorini, yaitu Fara Anisa Berliana Paramadina,Della Halida Paramadina dan Satriyo Kukuh Nugroho.


"Almarhum Anang dikenal seorang pejabat yang bersahaja dan tidak banyak bicara. Saya menilai dan memberi predikat kepada almarhum sebagai pejabat yang memiliki keunggulan dalam kategori LBH bukan Lembaga Bantuan Hukum namun sebuah akronim yang memiliki semangat pengabdian yang patut diteladani," tutur Bambang Sulistya.


Pengertian akronim LBH yaitu L- Loyalitas, artinya ia dalam melaksanakan tugas kedinasan memiliki loyalitas dan kepatuhan yang tinggi kepada pimpinan dan kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinannya yang harus diemban dengan sukses.


Bahkan sampai memiliki sesanti "loyalitas harga mati" dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat.


Kemudian B-Berani, artinya memiliki sikap berani dalam setiap melaksanakan tugas dan penugasan serta siap menerima resiko apapun yang harus ditanggung.


"Sikap positif ini juga ditunjukkan ketika ia harus memperjuangkan peningkatan karier dan kesejahteraan anak buahnya," kenangnya.


Selanjutnya, H-Hati, dimasudkan almarhum dalam melakukan komunikasi dengan berbagai pihak khususnya pendekatan dengan staf selalu mengedepankan pendekatan dengan hati.


"Ia mencoba mengamalkan sebuah ungkapan Nulis Tanpo Papan (menulis tanpa papan), artinya mempengaruhi dengan sentuhan hati," kata dia.


"Saya berharap dan berdoa semoga almarhum Anang Sri Danaryanto diterima disisi-Nya diampuni segala dosa dan kekhilafannya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, kesabaran, ketabahan dan kesuksesan oleh Alla SWT," tuturnya.


Bambang Sulistya menyebut, disamping itu semalam setelah mengikuti tahlilan di rumah almarhum, menerima tamu istimewa yang saat ini tamu tersebut mendapat amanah dari langit untuk memberi warna kebaikan dan keindahan di Bumi Blora Mustika.


Sementara itu, pihak keluarga mengungkapan Anang sosok kepala keluarga yang penuh perhatian, kasih sayang dan penuh dengan tanggung jawab dengan keluarga.


Anang dimakamkan di TPU Tambaksari, tak jauh dari rumahnya di Jalan Gunung Wilis, Kelurahan Tempelan, Kecamatan Kota Blora. (MC Kab Blora/ Teguh/toeb).

(Sukisman)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html