Desa Janggalan Kudus Selenggarakan Pasar Bungah, Guna Menggali Potensi Dan Pengembangan Wisata Dan Ekonomi

KUDUS - Pemerintah Desa Janggalan Kecamatan, Kota Kabupaten Kudus, telah berlangsung kegiatan pasar bungah yang kesekian kalinya, sejak diselenggarakannya kegiatan ini pada (28/11/2021). Pasar bungah 2023 mengambil tema "Pemberdayaan Kearifan dan Potensi Lokal Dalam Rangka Pengembangan Wisata Dan Ekonomi Desa". Ahad, 01 Oktober 2023.


Ketua panitia pelaksana kegiatan pasar bungah Pujianto mengatakan, ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini, sehingga dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses.


Dalam kegiatan pada pasar bungah pada hari ini akan disediakan Door Prize bagi para penjual yang berjumlah 51 stand. Kegiatan ini juga ada pelatihan dan pengenalan membatik, nanti ada Door Prize 1,2, dan 3 bagi para pengunjung yang mengikuti kegiatan membatik.


Sementara itu, Noor Azis Kepala Desa (Kades) Janggalan Dalam sambutan mengatakan, ucapkan selamat datang dan terimakasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara Pasar Bungah berjalan dengan sukses dan lancar.


Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, kesejahteraan UMKM dapat meningkat dan dapat terus berkarya dalam memperkenalkan produk-produk makanan tradisional khas Desa Janggalan Kudus. Hal ini juga dapat mendatangkan wisatawan lokal maupun wisatawan asing.



Kami bangga dan senang atas dedikasi dan semangat seluruh masyarakat Desa Janggalan sehingga dapat terlaksananya acara ini.


Ditanya tentang rencana kegiatan ini, dirinya menjawab rencana akan diselenggarakan Tri Wulan atau tiga bulan sekali. Waktu pelaksanaan acara pagi hingga siang, namun tidak menutup kemungkinan acara pasar bungah kita selenggarakan pada sore hingga malam hari ketika bulan puasa. Rencana diselenggarakan satu atau dua Minggu sekali setiap hari Sabtu atau Minggu.


Dengan diperagakannya kesenian barongan, yang merupakan salah satu budaya dan kearifan lokal Desa Janggalan maka Pasar Bungah Resmi dibuka dan digelar.


Penggiat dan pelatih batik M. Fadholi warga Desa Janggalan No. 160 RT 02 RW 02 mengungkapkan, kegiatan pada hari ini juga sekaligus memperingati hari Batik ke 14 yang jatuh pada tanggal 02 Oktober 2023. Dimana batik Indonesia sudah diakui oleh Dunia, dimana batik sudah diakui oleh UNESCO pada tahun 2009 sebagai warisan budaya tak benda.


Oleh karena itu, budaya membatik perlu kita wariskan kepada generasi muda kita, agar Warisan budaya batik tetep lestari. Terlebih sejak dulu batik Desa Janggalan sudah ada sejak dulu, namun sekira tahun 1960-an batik khas Janggalan mulia terkikis oleh zaman, karena peminat membatik warga nyaris tidak ada.


Padahal batik desa Janggalan itu mempunyai ciri khas yang mempunyai filosofi akan budaya tersebut. Seperti Ellotada ini mempunyai filosofi "Ello" artinya dukuh Ngelo atau pohon Ello dan "Ta" artinya Tapal dan "Da" artinya Tapal Kuda filosofinya dahulu Desa Janggalan adalah sentral pembuatan tapal kuda. 


Ada juga motif Rosada artinya "Ro" berasal dari kata Roda, "Sa" berarti sandang dan "Pa" berarti pangan. Hal tersebut mempunyai filosofi yang dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Janggalan harus mempunyai perputaran ekonomi dan sandang pangan yang mapan.


Oleh karena itu sejak tahun 2021, pada zaman Kades Noor Azis (Alm) penggiat Batik mulai dihidupkan kembali dalam Obaja (Omah Batik Janggalan), hal ini diharapkan para generasi muda untuk kita gali potensi dan bakat mereka yang terpendam.


Oleh karena itu peran pemdes Desa Janggalan amat sangat kami harapkan, agar para generasi muda bisa mengangkat kembali Desa Janggalan bisa menjadi Desa Wisata dengan potensi dan budaya yang dimiliki oleh warganya, sehingga diharapkan akan mempu mewarisi budaya tak benda ini, sekaligus dapat menarik wisatawan lokal dan asing datang ke Desa Janggalan.


Ditempat terpisah Habib Luthfi Al-Atos salah satu tokoh masyarakat Desa Janggalan mengungkapkan, bahwa dirinya beserta masyarakat akan selalu mendukung apa yang telah menjadi progam dari Pemdes Desa Janggalan selama itu, membawa dampak kebaikan bagi warga masyakarat, kami akan mendukungnya. Seperti pasar bungah ini, tentunya akan membawa dampak bagi peningkatan UMKM bagi masyarakat.


Sementara untuk seni barongan yang merupakan budaya dan kearifan lokal, ini juga perlu dilestarikan, oleh karena itu, bagi generasi muda harus belajar agar budaya barongan tidak tergerus oleh zaman.


Disinggung mengenai batik khas Desa Janggalan Habib Luthfi menegaskan, bahwa batik adalah merupakan warisan budaya tak benda yang sudah diakui oleh dunia, maka kita wajib menjaga budaya tersebut agar tetep lestari, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tetep menjaga dan melestarikan akan budaya suatu bangsa tersebut.


Jika kita mampu menjaga budaya tersebut, kami yakin suatu saat pada akhirnya warga Desa Janggalan taraf ekonomi akan lebih meningkat dan Desa Janggalan akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.

(Luq)

0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html