Puluhan Warga Geruduk Balai Desa Mlaten, Tekan BPD Agar Pelaksanaan Pilkades Tidak Ditunda
DEMAK- Puluhan Warga Masyarakat Desa Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak- Jawa Tengah melakukan aksi damai di Balai Desa setempat akibat dari tertundanya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Mlaten. Senin,14/8/2023.
Para peserta aksi yang terdiri dari ibu- ibu dan bapak-bapak tersebut mengaku dari Aliansi Warga Mlaten Pro Reformasi, mereka menginginkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Mlaten membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Setelah diketahui semua anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Mlaten yang mengikuti pilkades serentak tahap dua mengundurkan diri dan dikabarkan Pilkades di Desa Mlaten akan ditunda.
“Warga menuntut BPD untuk membentuk Panitia Pilkades baru, agar Desa Mlaten bisa mengikuti Pemilihan Kepala Desa serentak tahap dua di Tanggal 8 Oktober 2023” Kata Irkam (55) Warga Desa Mlaten.
Irkam mengatakan, tidak menginginkan desanya dipimpim Pelaksana Tugas atau Plt Kepala Desa. Jadi menurutnya Pilkades di Desa Mlaten harus berjalan dan dilanjutkan, tidak untuk ditunda meskipun sudah dua kali Panitia Pilkades dibentuk BPD tapi semua pada mengundurkan diri.
"Ini harus dicari persoalanya, kenapa sampai Panitia Pilkades di bentuk 2 kali selalu bubar",ucapnya.
“Dan kami tidak menginginkan desa kami, dipimpim oleh orang lain atau Plt Kepala Desa, Kami hanya ingin dipimpim oleh warga mlaten yang cinta terhadap desanya sendiri”, ujarnya.
Sementara itu, Ketua BPD Desa Mlaten Munawar (55) mengungkapkan, alasan ditundanya Pilkades di Desa Mlaten bahwa Panitia yang sudah dibentuknya dalam pelaksanaan Pilkades serentak tahap dua pada mundur dan semua sudah mengeluarkan biaya. Selain panitia mundur, menurutnya juga terbentur anggaran. Karena untuk anggaran Pilkades sendiri dari rencana anggaran Rp.150 juta dan baru keluar Rp.58 juta.
“Saya sudah bentuk panitia Pilkades sampai 2 kali dan semua anggota mundur, anggota panitia yang pertama kami tidak tahu karena tidak ada konsultasi dengan pengawas dan sebagainya, tiba- tiba mangajukan permohonan pengunduran diri. Kami dengan pihak kecamatan sudah mengajak dan membahas kenapa mundur, yang jelas pengunduran diri mereka hanya mengatakan tidak mampu memahami Perbup” terangnya.
Sementara itu (JMR) selaku Kepala Desa Mlaten tidak berikan keterangan,"Aku luwih apik meneng mas yen aku komentar Wedi Yen di goreng", (Aku lebih baik diam mas, kalau aku komentar, takut kalau komennya di besar-besarkan)", ucapnya dengan ketawa kecil, " lebih baik saya diam mas, biar warga saya kondusif tidak terjadi perselisihan dan konflik",imbuhnya
.(Tarso-red)
0 Komentar