Produktivitas Jagung Blora Menurun Akibat Hama Tikus yang tak Terkendali




Rabu, 29 September 2021

BLORA, pertapakendeng.com - Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Blora menyatakan pada tahun ini luas areal tanaman jagung dan produktivitas jagung menurun akibat hama tikus yang tak terkendali dan kualitas benih jagung rendah.


"Memang pada tahun ini luas areal tanaman jagung dan produktivitas jagung menurun akibat hama tikus yang tak terkendali dan kualitas benih jagung rendah," ungkap Sudarwanto, Ketua KTNA Blora, Selasa (28/9/2021).


Pernyataan itu juga disikapi Dewan Penasehat KTNA Blora, Bambang Sulistya.


Ia mengungkapkan, dalam masa pandemi COVID-19 seperti saat ini banyak berbagai kejadian yang dulu tidak diperkirakan akan menjadi berita yang menggemparkan namun sekarang ternyata bisa terjadi .


Seperti peristiwa Suroto seorang peternak ayam petelur yang berasal dari Desa Suruh Wadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, Jatim yang membentangkan poster saat kunjungan Presiden Joko Widido di Blitar, Selasa (7/9/2021).


Poster itu bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Blitar Beli jagung dengan harga wajar"


"Ungkapan yang sederhana dan lugas serta tidak menghujat yang barang kali diyakini ungkapan tersebut bisa menjadi solusi pamungkas terhadap persoalan yang sedang melilit para peternak ayam petelur khususnya di Kabupaten Blitar," terang mantan Sekda Blora itu.


Walaupun yang bersangkutan akhirnya harus diminta keterangan oleh pihak kepolisian.


Namun, upaya nekat yang dilakukannya itu hanya didorong oleh sebuah realita karena anjloknya harga telur dan harga jagung naik.


Akibat kondisi tersebut sepeda motor, mobil hingga tanah sudah dijual Suroto untuk menyambung hidup dan menutupi kerugian usahanya sampai untuk membayar cicilan kredit modal usaha ke Bank.


Bahkan populasi ternak ayam petelur yang dikelolanya juga mengalami penurunan.


Sebelum pandemi COVID-19 sejumlah 15 ribu ekor sekarang tinggal 5.000 ekor. Selang satu minggu setelah peristiwa tersebut tepatnya 15 September 2021, Suroto beserta beberapa para peternak ayam petelur dari Blitar diundang dan diterima langsung oleh Presiden di Istana Negara.


Kemudian hari Senin (20/9/2021) sebanyak 20 ton jagung bantuan dari Jokowi tiba di gudang pakan milik Suroto di Blitar dan 30 ton jagung kiriman dari Kementerian Pertanian yang hendak dijual kepada para peternak di Blitar dengan harga Rp4.500 per kilogram sesuai harapan peternak ayam petelur ketika pertemuan dengan Presiden Jokowi.


Peristiwa tersebut akhirnya menjadi buah bibir dan bahan pembicaraan, dialog dan diskusi dibergai tempat baik di daerah maupun di tingkat pusat termasuk dialog dimedia televisi dengan menghadirkan berbagai pakar dan pemangku kepentingan terkait.


"Saya sempat menyimak pendapat dari beberapa nara sumber yang menyatakan bahwa jatuhnya harga telur termasuk hukum ekonomi penerimaan dan permintaan," kata Bambang Sulistya.


Menurut perhatiannya, saat ini permintaan telur sangat berkurang, apalagi adanya kebijakan PPKM Darurat banyak restoran, hotel dan berbagai tempat kuliner, warung tidak dapat menyerap produk telur karena adanya berbagai pembatasan .


Bahkan ada seorang pakar yang menyarankan ke depan pemerintah harus hadir untuk ikut menyelamatkan para peternak ayam petelur dengan merintintis berdirinya pabrik tepung telur sehingga bisa menyerap produk telur ketika terjadi persoalan yang sama seperti saat ini.


Kemudian kehadiran pemerintah bisa diwujudkan juga adanya kebijakan harga yang diatur oleh pemerintah seperti yang dilakukan pada harga gula dan beras.


Disamping itu tentu jangan sampai terjadi lagi memecahkan persoalan harga telur anjlok, lantas Presiden harus turun sendiri ikut memberi solusi.


"Karena masih ada Koordinator Menteri dan Menteri yang secara teknis membidangi untuk mengatasi persoalan tersebut," terangnya.


Demikian pula menyangkut tentang harga jagung, sementara ada pejabat di tingkat pusat yang mengatakan bahwa mestinya harga jagung saat ini tidak naik sampai mencapai harga Rp6.500 per kilogram karena saat ini produk jagung hasil panen melimpah diberbagai wilayah pengembangan jagung.


"Kemudian pertanyaan menyusul, mengapa harga jagung naik kalau stok jagung melimpah. Saya akhirnya mencoba berdiskusi dengan seorang pengusaha besar jagung di Blora, yaitu Pak Bambang Suharto yang memiliki mesin pengering jagung berkapasitas 180 ton, ternyata saat ini kosong," ujarnya.


Berarti produksi jagung di kabupaten Blora dan sekitarnya berkurang untuk masa panen tahun ini.


Salah satu penyebab selain luas areal panen berkurang juga adanya serangan hama tikus merajalela dan kualitas benih jagung yang kurang baik. "Kualitas benih jagung kurang baik," ucap Bambang Suharto, pengusaha jagung Blora.


Akhirnya berdasarkan hasil diskusi kecil dengan pengusaha jagung dan Ketua KTNA Blora tentang keresahan para peternak ayam petelur yang harga telur jatuh dan harga jagung naik, dapat memberikan masukan dan menyatakan sikap.


Pertama, dalam menyelesaikan persoalan di tingkat lapangan hendaknya pihak terkait harus mau duduk bersama melaksanakan musyawarah untuk mencari solusi terbaik dan bukan mempertahankan pendapat yang saling bertentangan.


Kedua, perlu segera dibangun kemitraan yang saling menguntungkan antara para peternak ayam petelur dengan para petani jagung.


Selanjutnya, ketiga, hadirnya peran pemerintah dalam membantu para peternak ayam petelur dan petani jagung dalam pengatur harga seperti harga gula dan beras.


Keempat, ke depan diperlukan adanya data yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidak terjadi simpang siur informasi seperti tentang data produksi jagung sementara di tingkat pusat produk jagung melimpah ternyata kenyataan di lapangan terbatas.


Berikutnya, kelima, mari kita semua berdoa semoga penyakit virus corona segera sirna sehingga berbagai kegiatan kembali berkiprah lagi, perekonomian akan bangkit dan mudah-mudahan harga telur ayam akan terungkit. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).

(Liswanto, Sukisman)


0 Komentar

bumdes
Redaksi https://www.pertapakendeng.com/2023/02/redaksi.html